BERITA

TUMBUH KEMBANGKAN BUDAYA BERKARYA
DI BUMI LANCANG KUNING

Sekitar seribu duaratusan tahun silam, Riau telah mampu menjadi pelopor pengembangan teknologi melalui teknologi kapal lancang kuning kala itu. Sejarah ini sepatutnya menjadi api penyemangat generasi Riau masa kini untuk menorehkan karya-karya mereka kembali, demikian diungkapkan Dr.Warsito selaku ketua MITI di sela-sela Seminar Riset dan Teknologi yang ditaja oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (Rabu, 18/2)

Dr. Warsito kembali menambahkan, pengembangan riset dan teknologi di tanah air kerap mengkambing hitamkan faktor-faktor klasik dana dan kualitas sumber daya manusia sebagai alasan utama terhambatnya upaya-upaya penelitian dan berkarya para anak bangsa. “Padahal kalau kita lihat, di Riau saja misalnya, dana APBN nasional dari faktor migas itu 50 % diambil dari Riau, jadi saya pikir dana bukanlah faktor penghambat. Persoalannya justru adalah, dana itu tidak sampai kepada pihak-pihak terkait. Secara pribadi saya juga berasal dari keluarga ekonomi lemah, tapi saya pikir ini bukanlah alasan untuk saya tidak berjuang dan berkarya” ujar peneliti muda yang telah menemukan Scan Empat Dimensi ini.
Menanggapi hal ini, Drs. Padli, ST.MT selaku dosen Fakultas Teknik Universitas Riau yang pada kesempatan ini juga menjadi narasumber seminar menegaskan, persoalan utama sebenarnya pada motivasi dan keberanian anak bangsa sendiri. Kita kerap dihinggapi rasa minder dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang kita miliki, bahkan menggunakan produk dalam negeri saja tidak mau.
Berbicara di kawasan kampus Universitas Riau yang dihadiri ratusan mahasiswa Universitas Riau kedua narasumber bersepakat, hal utama yang harus diperbaiki adalah motivasi dan semangat berkarya dari putra-putri bangsa, kesejahteraan akan muncul seiring dengan eksistensi kita dalam berkarya, bangsa kita sebenarnya punya modal besar untuk maju, namun kita sendiri yang tidak bisa memanfaatkannya.