Suzie Sastra Inspirasi

Kamis, 05 November 2009

Kesahku


Rindu Ayah

Aku tak tau harus bercerita pada siapa. Pagi ini aku begitu rindu dengan ayahku. Nasyid star five bertajuk ayah mengalun indah mengisi kekosongan hatiku di kamar sepi ini. Deti ini aku merasa begitu sendiri. Tak ada teman tertawa dan bercerita, ya ku sadari aku memang sebatang kara. Aku rindu ayahku. Meski Allah telah hampir tiga tahun ini menjemputnya, namun kerinduan ini tak pernah berhujung. Ya allah..belum sempat kuhadiahkan togaku kehadapannya, tepat bulan juni 2007 lalu allah memanggilnya. Aku ikhlas dengan semua itu, sebab diri kita hanyalah milik Allah, dan Allah punya hak kapan saja untuk mengambil kita.

Aku masih ingat ketika hari-hari terakhir ia minta dibuatkan jus tomat, Ya Allah…hatiku perih, dia merintih karena tumor yang dideritanya telah menjalar kesekujur pencernaannya. Waktu itu mungkin ia berpikir jus tomat bisa mengurangi rasa panas di perutnya. Dia masih bisa memanggil namaku dan menanyai kabar penelitianku. Ya allah aku tau dia begitu sedih.. ingin menghadiri wisuda kami, tapi kami belum bisa mengabulkan permintaannya. Ampuni kami ya Allah telah mengecewakan orang tua kami.

Sewaktu mereka-mereka datang bertakziah ke rumah kami, aku tak tau kenapa bisa begitu tegar, tak seperti detik ini. Aku bahkan masih sempat bergurau dengan sahabat-sahabat dekatku yang hadir tika itu. Tapi detik ini, Ya Allah aku seperti benar-benar lumpuh. Aku rindu ayah, aku ingin bertemu dengannya, bercerita seputar perkembangan politik dan perkembangan PKS…ya PKS. Itu partai yang sangat dikagumi ayahku. Aku masih ingat waktu pemilu 2004 dia begitu getol direct selling, dia memobilisasi massa untuk hadir dikampanye PKS. Semangatnya luar biasa, bahkan sampai menjadi saksi PKS pada saat pemilu. Jika anda tau…beliau sangat menyukai ketokohan Ust.Hidayat Nurwahid. Ya Allah…semoga itu adalah tambahan bagi amalannya di sana.

Entah mengapa, jikalau ada masalah mengitariku…rinduku pada ayah betul-betul tak terluahkan. Beliau lah yang dulu paling arif menyikapi kesalahan-kesalahanku. Beliau tak pernah memarahiku, beliau pernah menghadiahiku sebuah radio yang kala itu cukup mahal harganya. Dan itu ia khususkan membelikannya untukku. Ya Allah, hatiku begitu perit dan kosong saat ini. Menangispun tiada guna untuk permasalahan hidup. Aku cukup berlapang dengan mereka yang telah menyakiti hidupku. Karena kita manusia yang penuh khilaf dan salah.

Kita Cuma roda yang berputar, mungkin saat ini giliranku di bawah. Dan aku tak mendapati kehidupan melirikku dengan ceria. Para pelakon kehidupan ini seolah membutakan diri dengan kehadiranku. Bahkan menganggap aku sebagai penggganggu. Aku Cuma ingin terus berjalan normal. Ada yang tersenyum ke arahku, ada yang mengejek, bahkan ada yang pura-pura tak tau. Betapapun itu, puisi kehidupan tak akan pernah diam. Dialah penyuara hidup dan langkahku. Allah pasti akan memberikan bahtera dan nakhoda untukku. (Ruang inspirasiku/5-11-09/pukul: 11.36 Am)




0 komentar:

PESAN NAFIAH


codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=8,0,0,0"
width="400" height="56" id="TextSpace">






LCD Text Generator at TextSpace.net

 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

Nafiah AlMa'rab © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu